Perempuan itu mengaum
Seperti singa terluka, digeretakkannya geliginya
Lepas sudah sedih luka
Dan hilang berbukit-bukit lusuh di dadanya
Perempuan itu mengaum
Namun belum tentu ia bersuara
Tahukah kau, cara perempuan membuang sampahnya
Adalah dengan menebar tinta
Dan di akhirnya, memang ialah pemenangnya
Perempuan itu mengaum
Berbahagialah engkau, yang tak jadi sebabnya
Tapi kupikir-pikir, berbahagialah juga engkau yang jadi sebabnya
Nama kalian semua diabadikan aksara
Dan perempuan tak lupa
Tapi hati-hati, lelaki, aksara pun tak lupa
Perempuan itu mengaum
Tabur benih duka berubah jadi bianglala
Semua ternganga
Sementara perempuan tersenyum simpul di balik pena
Kurasa kau tahu siapa yang juara
*) Ditulis untuk mendampingi sketsa karya @didochacha
hati dalam tinta 
Reblogged this on Lady in the Red and commented:
Poem based on my sketch –
Menyimak
aaaagggrrrr….. apik !!!! aku sukak tulisan ini. aku repost ya kak
Monggo, my pleasure hehe
ilustrasi yang berani, tanpa ragu, dan andai kata didukung dengan latihan drawing, karya anda akan lebih mantap, ketika bersanding dengan tulisan ide-ide kreatif anda. saya bisa drawing tapi tidak bisa menulis seperti anda, boleh bagi rahasia menulis?
Itu kebetulan bukan ilustrasi saya, Mas, jadi kredit bukan pada saya. Saya hanya meminjam 🙂
Bakat saya betul-betul bukan di drawing, hehe.
Rahasia menulis sejauh ini yang saya tahu cuma dua : banyak membaca dan banyak menulis.
Terima kasih, ya, sudah mampir. Semoga betah 🙂